Wednesday, March 17, 2010

Delapan Pelajaran



Diriwayatkan bahwa Shaqiq (Ibnu Ibrahim) al-Balkhi berkata kepada Hatim (al-Assam – muridnya):
Kamu telah bersamaku untuk waktu yang lama, apa yang sudah kamu pelajari?” Hatim menjawab: Delapan perkara:

Pertama. Aku melihat pada mahluk dan menemukan bahwa setiap orang memiliki sesuatu yang sangat dicintainya, tetapi ketika orang tersebut sampai ke kuburnya, kecintaannya akan berpisah darinya. Maka aku menjadikan sesuatu yang paling kucintai adalah amal baikku. sehingga mereka akan menyertaiku di dalam kuburku.

Kedua: Aku melihat pada firman Allah Ta’ala dalam QS An-Nazi’at : 40 artinya:
40. dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
(Maka aku berusaha sungguh-sungguh menahan diriku, menolak hawa nafsu sampai diriku tetap dalam ketaatan kepada Allah.

Ketiga: Aku melihat, setiap orang yang memiliki sesuatu yang berharga di sisinya akan menjaganya, kemudian aku melihat pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam QS An-Nahl : 96 artinya:

96. apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Maka kapanpun sesuatu yang berharga berada bersamaku, aku menggunakannya untuk Allah, sehingga ia akan tetap bagiku di sisi-Nya.

Keempat: Aku melihat manusia kembali kepada harta, keturunan, dan kedudukan, dan semuanya tidak berharga, maka aku memperhatikan firman Allah Ta’ala dalam QS Al-Hujarat : 13 artinya:

13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Maka aku berusaha untuk mengerjakan ketakwaan sehingga aku dapat menjadi mulia di sisi Allah.

Kelima: Aku melihat manusia dengki satu sama lain, maka aku memperhatikan firman Allah Ta’ala: (Artinya): “Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia” (QS Az-Zukhruf : 32) artinya:
32. Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Maka aku pun meninggalkan hasad.
Keenam: Aku melihat mereka mengambil musuh satu sama lain, lalu aku melihat firman Allah (QS Fathir:6): artinya:
6. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala
Ketujuh: Aku melihat mereka menghinakan diri mereka dalam mencari rezeki, maka aku memperhatikan firman Allah Ta’ala dalam QS Hud : 6)
6. dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
[709] Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[710] Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
Maka aku berkonsentrasi pada apa yang dikehendaki-Nya bagiku dan meninggalkan apa yang tidak dikehendaki-Nya bagiku.
Kedelapan: Aku melihat mereka tergantung pada perdagangan, pekerjaan dan kesehatan mereka, maka aku bergantung kepada Allah.